Menandai periode pelayanan tahun 2024-2027, Minggu, 28 Januari 2024 dilangsungkan pengukuhan dan perhadapan Majelis Jemaat Pola Tribuana Kalabahi yang baru. Kegiatan peneguhan dan perhadapan itu dilaksanakan dalam Kebaktian Utama II yang dipimpin oleh Para Pendeta. Bertindak sebagai Pengkhotbah, Pdt. Melsy K- Tadji Lena, S. Th, dengan mengambil pembacaan dari Yohanis 15: 1-17 Pendeta Melsy mengatakan, bahwa ke-399 Majelis Jemaat yang diteguhkan hari dipilih Tuhan melalui jemaat untuk melaksanakan pelayanan dan bersama-sama Pendeta melaksanakan pemerintahan gereja di lingkup Jemaat. Itulah sebabnya Majelis Jemaat yang dipilih harus bersedia dipimpin oleh untuk Tuhan untuk mengalami kasih Allah, menikmatinya, dan mengerti akan kasih Allah itu. Bagaimana kita bisa hidup dalam kasih Allah itu. Butuh kesetiaan dan penyerahan diri total kepada Allah. Hanya orang-orang yang demikianlah yang akan diangkat sebagai sahabat Allah. Allah tidak akan menyebutnya sebagai hamba tetapi sahabat Allah. Menjadi sahabat Allah berarti menjadi rekan sekerja Allah, suka berdoa, suka berbicara dan terbuka dengan Allah. Melayanilah dengan sukacita, melayani bukan untuk dapat berkat, tetapi karena Tuhan telah memberi berkat bagi kita. Kebaktian yang berlangsung selama 3 jam tersebut, yakni pukul 08.00-11.00 Wita berlangsung khusuk dan dihadiri oleh ratusan anggota jemaat. Sebelumnya, Majelis yang dikukuhkan tersebut telah melewati serangkaian kegiatan, yakni pembekalan, meditasi, dan gladi selama 4 hari, dari tanggal 24 sampai dengan 27 Januari 2024 di Aula Serba Guna Pola Tribuana dan Gedung Kebaktian yang dikoordinir oleh Panitia Pemilihan. Ketua Panitia Pemilihan, Pdt. Yersi N. A. Dethan, S. Th, mengatakan, bahwa pemilihan, penetapan, dan dan pengukuhan Majelis Jemaat Pola Tribua Kalabahi Periode 2024-2027 merupakan tahap-tahapan yang telah dipersiapkan Panitia jauh-jauh sebelum. Hal ini dimaksudkan agar Presbiter yang terpilih betul-betul mampu memberi diri mereka untuk melayani Tuhan yang adalah Kepala Gereja.
Pdt. Yersy menyampaikan bahwa dalam kegiatan pembekalan tema yang ditetapkan: INILAH AKU, UTUSLAH AKU, dengan tema ini ada 2 tujuan dari pelaksanaan kegiatan selama ini hari ini, yaitu yang pertama agar semuanya memahami pekerjaan pelayanan sebagai presbiter itu sebagai panggilan pelayanan yang bukan hanya sekedar menjawab “ya”, dan tujuan yang kedua yaitu bahwa pelayanan adalah sebuah panggilan jiwa yang adalah panggilan iman, panggilan hati dan panggilan hidup. Bahkan memahami tugas dan tanggung jawab sebagai penatua, diaken dan pengajar.” Pdt. Yersy juga mengatakan bahwa, “Secara pribadi sebagai seorang Pelayan Tuhan, harapan saya bagi 399 penatua, diaken dan pengajar adalah hendaknya menjadi abdi Allah yang memiliki hati mengasihi tanpa memilih dan mengampuni walaupun menyakitkan, miliki kerelaan hati, jujur, tulus dan setia serta bisa jadi teladan dalam melayani. Tidak peduli siapakah kita, tua, muda, sudah berpengalaman atau belum, pendidikan tinggi atau tidak, itu bukanlah alasan. Ingatlah selalu Firman Tuhan yang mengatakan jangan seorangpun anggap engkau rendah karna engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya dalam kata dan tindakan, dalam kesetiaan dan kesucian.”
Dari 7 rayon dan 25 kelompok, ada 399 orang yang memberi diri untuk menjadi presbiter dengan pembagian jabatan yaitu 174 orang sebagai penatua, 147 orang sebagai diaken, dan 78 orang sebagai pengajar. Para presbiter periode yang baru ini pun ada yang melanjutkan pelayanan dari periode yang lama dan ada juga yang baru memulai pelayanannya sebagai presbiter.
Berkaitan dengan kegiatan pembekalan, hari pertama Calon Penatua, Diaken, dan Pengajar dibekali tentang Presbiter dan panggilan pelayanannya; Penatua dan Pemberitaan Firman (Pdt. Desi Millu); Diaken dan Pelayanan Diakonat (Pdt. Yersi Dethan) Pengajar dan Tugas Pengajaran (Pdt. Melsi Tadji Lena). Dihari yang kedua, yaitu Penggembalaan bagi Calon Presbiter bersama Keluarga. Itulah sebabnya, para presbiter diminta untuk membawa keluarga masing-masing dalam penggembalaan. Hari terakhir adalah meditasi. Dimana para presbiter diminta untuk lebih mempersiapkan diri dalam mengambil tanggung jawab pelayanan dengan meng-iya-kan panggilan Tuhan ini dan juga menyampaikan Gereja impian masa depan dari presbiter yang baru untuk bisa bersama-sama mewujudkan impian tersebut bersama teman sepelayanan, jemaat bersama Tuhan Yesus. (Tuty Dopong).