November 9, 2025
Jemaat sedang mengikuti Ibadah Perayaan HUT Reformasi, HUT GMIT, dan Penutupan Bulan Keluarga Jemaat Pola Tribuana Kalabahi (31/10/2025) di Pantai Buiko, Palibo.

Sebanyak 2.815 (dua ribu delapan ratus lima belas) orang anggota jemaat mengikuti ibadah Perayaan HUT Reformasi ke-508, HUT GMIT ke-78, dan Penutupan Bulan Keluarga Lingkup Jemaat Pola Tribuana Kalabahi tahun 2025. Ibadah perayaan yang dilaksanakan di Pantai Buiko-Palibo itu, dipimpin oleh Pdt. Melsiana Magdalena Tadji Lena, M. Th. Dalam khotbahnya yang diambil dari I Tesalonika 3: 1-13 tersebut Pdt. Melsi mengatakan bahwa,  perayaan HUT Reformasi, HUT GMIT, dan penutupan Bulan Keluarga yang dilaksanakan di alam terbuka, bukan sekedar sebuah tradisi, akan tetapi membawa kita pada ingatan akan awal mula gereja sampai dengan berdirinya GMIT. Dibandingkan dengan gereja saat itu, tentu gereja saat ini sudah jauh berkembang. dimulai dari gereja darurat dengan beberapa kepala keluarga, hingga gereja permanen. Di gereja-gereja saat ini juga sudah ditunjang dengan unit-unit pendukung seperti ada TK, PAUD, ada taman baca. Ini menunjukkan bahwa gereja dalam hidup beriman, sebagai gereja yang dinamis, terus bertumbuh, bergerak, berkembang, dan menjadi berkat dalam dunia ini. Gereja menerima berita Injil, hidup beribadah dan menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupannya. Gereja tidak hidup untuk dirinya sendiri. Gereja memberitakan Firman Tuhan, pelayanan-pelayanan yang memberkati banyak orang. Itulah gereja. Gereja adalah persekutan orang-orang yang dipanggil sekaligus diutus. Gereja harus menampakkan persekutuannya yang kuat dengan Tuhan, dengan sesamanya, dan kekuatan kesaksiannya dalam dunia ini.

Pdt. Melsi melanjutkan, Paulus saat berbicara kepada jemaat di Tesalonika, jemaat menerima dengan antusius dan mereka hidup di dalam Firman yang diberitakan sebagai Firman Allah, bukan sebagai perkataan manusia. Paulus memang tidak terlalu lama di Tesalonika. Ada penganiyaan yang besar sehingga Paulus cepat-cepat meninggalkan Tesalonika. Jemaat belum lama menerima Injil namun harus ditinggalkan oleh Paulus, sehingga belum menjadi jemaat yang kuat. Itu sebabnya ada kekhawatiran Paulus, jangan-jangan dengan kesusahan yang mereka alami, penganiyaan dan kesulitan dalam hidup beriman itu membuat mereka goya dalam iman.

Oleh karena itu Paulus mengirim Timotius untuk mengunjungi mereka di Tesalonika, untuk mengetahui, apakah iman mereka tetap terpelihara sekaligus untuk menguatkan hati mereka. Kita belajar, bahwa menerima dan mengakui Yesus selaku Tuhan dan Juru Selamat pada masa itu berdampak pada penindasan, penderitaan, dan kesusahan. Jadi, adanya penindasan yang mendatangkan kekuasaan sudah menjadi bagian yang lumrah dari iman Kristen. Itu sebabnya Menurut Pdt. Melsi gereja dituntut untuk terus memperkuat persekutuan, di saat yang bersamaan terus memperbaharui diri manakala berhadapan dengan tantangan zaman. sebagaimana semboyan reformasi, ecclesia reformata semper reformanda, gereja yang terus memperbaiki dan memperharui diri.

Sementara Ketua Majelis Jemaat Pola Tribuana saat menyampaikan Suara Gembala Sinode GMIT, antara lain mengatakan bahwa, HUT ke-78 GMIT dan HUT ke-508 gerakan Reformasi, sekiranya disambut dalam semangat pembaruan. Tugas gereja yang tergambar di dalam Matius 28:18-20 tidak dapat dipisahkan dari tugas yang disebutkan Yesus dalam Lukas 4:18-19. Tugas ketaatan iman tidak lain dari tugas aksi (tindakan) memberi diri seperti Kristus kepada mereka yang harus ditolong. Aksi kasih harus ditingkatkan sesuai dengan urgensinya, maka pelayanan karitatif harus ditingkatkan menjadi pelayanan transformatif. Tugas pemberitaan Injil tidak bisa dilepaskan dari tugas pelayanan pemberdayaan ekonomi, tugas pelayanan kesehatan masyarakat, tugas pendidikan di sekolah dan luar sekolah, tugas penyuluhan hukum dan hak-hak asasi manusia, serta tugas lainnya. Itu berarti persepsi kita tentang tugas-tugas gereja harus terus dikaji dan didefinisikan kembali sesuai dengan maksud Alkitab. Ketekunan membaca Alkitab dan ketekunan membaca masyarakat harus berjalan seimbang. Hanya dengan demikian, gereja bertumbuh ke arah Yesus Kristus, Pelayan Agung dan Pemilik gereja-Nya.

Ibadah yang dimulai pukul 8.30 wita tersebut berakhir pada pukul 10.00 wita diisi dengan Paduan Suara PAR dan dilanjutkan dengan kegiatan perlombaan bagi para Lansia, diikuti oleh Lansia yang berasal dari 6 dari 7 Rayon di Jemaat Pola Tribuana Kalabahi. Selesai perlombaan kegiatan ditutup dengan jamuan makan siang bersama di masing-masing rayon-kelompok. Sekitar pukul 14.00 wita, anggota jemaat kembali ke Kalabahi. Tuhan memberkati (FAK).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com